Seperti itulah balasan yang kulayangkan padanya. Aslinya aku
seperti berada pada ujung jalan yang bercabang. Bingung harus memilih jalan
yang mana. Semuanya masih serba setengah-setengah. Persentase rasa sukaku
padanya pun masih dibilang sedikit. Sejujurnya, aku merasa nggak enak
mempelakukan iday seperti itu. Iday kelewat sabar. Ia tak pernah ngeluh atau
jengkel padaku. Kadang aku kesal juga sama sikapnya itu. Marah pun ia enggan
padaku. Aku pernah bertanya padanya, jika aku tak membalas smsnya apa yang akan
Iday lakukan? Ia cuma bilang dirinya pasti resah dan bingung. Ia pasti akan
bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa aku bersikap seperti itu padanya.
Ia pasti akan mencari apa yang salah dalam dirinya meski dirinya nggak salah
dimataku. Kalau perlu, iday akan terus mengsmsku atau menelponku sampai pulsanya
habis (hal ini seperti orang yang diteror. Tapi yang neror orang yang dikenal.
Hadeh ...).
Entahlah, apa kelewat sayang sama aku sampai ia melakukan hal
seperti itu. Kalaupun tak bertemu, ia akan mengatakan kangen padaku, kangen
suaraku. Hal seperti itu kadang yang membuat sesuatu yang dalam diriku
membuncah. Seakan ingin menyeruak keluar. Well, akhir kata, aku masih perlu
tahap penjajakan pada iday. Aku merasa membutuhkannya. Iday orang pertama yang
kulihat tulus akan perasaannya padaku. Selama ini, aku belum pernah merasa
disayang seperti yang ia lakukan padaku. Maksudku, aku selalu disayang ortu dan
saudara-saudaraku. Tapi disayang oleh seorang cowok, aku belum pernah
merasakannya. Aku juga memegang teguh diriku untuk tidak menyakitinya. Berharap
dan berdoa pada Allah Swt, semoga ia jodoh dalam urusan agamaku, urusan dunia
dan akhiratku. Amiin... ya Robbal Alamin...
Kejutan apalagi yang akan ia berikan di sabtu minggu depan. Well,
aku tak tau. Tapi rasa-rasanya aku harus mempersiapkan diri atas pengakuan yang
ia berikan. Berusaha bersikap tenang. ;)