Who Daniel's?

    Author: Unknown Genre:
    Rating

     
    Beberapa hari yang lalu aku bermimpi. Bahkan ingatan mimpi itu masih sedikit tersisa di kepalaku. Aku bermimpi mengikuti kedua orangtuaku pergi mengunjungi rumah teman ayah yang aku sendiri tidak tahu siapa orangnya. Tiba-tiba saja, aku sudah sampai di rumah teman ayah. Dan tanpa ba-bi-bu lagi, mimpi itu beralih aku menggendong seorang bayi teman ayahku. Aku pun meminta ijin kepada ayah dari bayi yang sedang aku gendong untuk mengajaknya bermain di teras depan. Mimpi itu pun kembali beralih seperti melewati dimensi waktu yang berputar begitu cepat. 

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    Kini, aku sudah berada di depan sebuah bangunan yang aku perkirakan itu adalah sekolah. Kakiku pun melangkah maju melewati gerbang yang terbuka lebar. Menaiki anak tangga yang aku sendiri tidak jelas kemana arah tujuanku. Sehingga aku sampai di sebuah kelas yang kosong, tak ada penghuninya sama sekali. Aku melangkah menuju bangku paling belakang pojok kanan yang dinding belakangnya memiliki celah sehingga aku bisa melihat kelas sebelah. Aku mendongakkan kepalaku, lalu tiba-tiba saja, seorang anak laki-laki berteriak mengagetkanku. Aku tersentak kaget dan melotot ke arahnya. Ia tampak senang melihat tingkahku dan tertawa terpingkal-pingkal. Aku  marah dan memalingkan wajahku darinya.
    "Sorry, kamu kaget beneran ya?" 
    Aku hanya diam, tidak menggubris pertanyaannya.
    "Hei! Aku belum pernah lihat kamu sebelumnya? Kamu anak baru ya?" tanyanya lagi.
    Aku masih terdiam.
    "Kenalkan aku Daniel," ucapnya memperkenalkan diri.
    "Dan sikapku tetap saja sama.
    "Hei! kamu kok cuek gitu sih?"
    Kemudian, tiba-tiba seisi kelas menjadi ramai. Anak yang bernama Daniel itu terus saja berbicara tanpa henti ke arahku. Aku sendiri tetap menatap tajam ke arah depan kelas. Lalu...
    Cupp...
    Pipiku dicium olehnya. Aku menatapnya tajam ke arahnya sambil mengelap pipi bekas ciumannya. Daniel tersenyum manis ke arahku.
    Karena kesal oleh tingkahnya, aku beranjak berdiri lalu berjalan menjauh darinya.
    "Hei! Mau kemana? Hei! Aku belum tau namamu?"
    Aku tetap berjalan menuju pintu dan tidak memperdulikan teriakannya. Lalu...
    "GERISKA!!! GERISKA!!!" teriak Daniel ke arah kelasku.
    Aku menoleh dan mencari tahu siapa orang yang bernama Geriska. Karena kelas tampak sangat bising, aku pun mendadak kesal karena orang yang Daniel teriaki tidak menggubris sedikitpun panggilannya.
    "HOI...! Disini siapa yang bernama Geriska?"akhirnya aku berteriak lantang.
    Orang yang dimaksud pun menoleh dan berjalan ke arahku.
    "Kamu manggil aku?"
    "Kamu itu budek, ya? Coba kamu lihat laki-laki yang berada di pojok kanan sana," tunjukku bersamaan dengan arah tatapan anak perempuan yang bernama Gerika di depanku.
    "KA, KE SINI SEBENTAR!" teriak Daniel sambil mengayunkan tangannya.
    Geriska pun menuju ke arah Daniel berada, sedangkan aku kembali berjalan menuju luar kelas dengan kesal.
    -----------------------
    Saat aku berjalan melewati koridor kelas, seseorang di belakang berteriak ke arahku. Memang tidak ada orang selain aku. Saat aku menoleh kebelakang, aku mengetahui yang meneriakiku barusan adalah Geriska. Saat dirinya sudah berada dihadapanku dengan napas tersengal-sengal. Ia memberikan sebuah kertas kepadaku.
    "Apa ini?" tanyaku heran.
    Hosshh ... hosshh ... in ... ini  ... da ...dari ... Da ... Daniel," ucapnya dengan napas yang tidak teratur.
    Aku membuka surat yang diberikan Geriska untukku. Saat membacanya, aku terbelalak tak menyangka apa yang ditulisnya. Kemudian, mataku tertuju ke arah kelas yang  telah aku masuki tadi. Disana berdiri Daniel dengan bersandar pada dinding sambil menyilangkan tangannya di dada dan tersenyum ke arahku.
    "Jadi? Siapa namamu? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya, bahkan Daniel pun ingin tahu namamu dengan cara aku menanyakannya langsung padamu."
    Aku berbisik menyebutkan namaku pada Geriska. Kemudian berbisik lagi memberikan suatu informasi. Geriska pun mengangguk mengerti. Setelah itu, ia berjalan menjauh dan mendatangi tempat Daniel  berdiri. Aku menatap mereka yang berbicara dari jauh. Terlihat Daniel menganggukkan kepalanya, kemudian tersenyum kepadaku. Usai percakapan, Daniel berteriak ke arahku.
    "Aku tungggguuuu................."

    -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    Esoknya, entah kenapa aku sudah berdiri di bawah pohon depan gerbang sekolah yang aku datangi sebelumnya. Seakan sedang menunggu seseorang. Beberapa menit kemudian, terdengar bunyi bel. Aku melihat beberapa orang anak mulai tampak keluar dari kelasnya masing-masing. Lalu aku melihat sosok yang kukenal berjalan beriringan di antara anak-anak yang lain. Daniel. Ia berjalan bersama teman-temannya sambil bercakap-cakap. Kemudian ia memalingkan pandangannya ke depan. Mata kami beradu. Ia pun pamit memisahkan dirinya dari teman-temannya dan berlari menghampiriku.
    "Kamu sudah lama disini?" tanyanya padaku.
    Aku menggeleng.
    "Ayo ikut," ajaknya  lalu menggandeng tanganku.
    Aku hanya mengikuti langkahnya yang aku sendiri tidak tahu kemana arah tujuanku berikutnya.

    -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    "Kita sampai, " ucapnya.
    Saat itu aku berada di sebuah mobil miliknya yang aku sendiri tidak jelas apa nama merek mobil yang kunaiki dengan warna merah metalik. (pikiranku saat tersadar, aku seperti naik mobil mewah merek lamborghi. Wuiihhhh.........ini mobil selain keren, harganya mahal. Hampir sama seperti beli helikopter)
    Kemudian Daniel mengajakku berkeliling mall. Bahkan dia menggandeng tanganku sangat erat. Memilihkan beberapa pakaian, tas, sepatu yang bagus untukku. Sampai aku sendiri capek dan bingung. (asli, kalau mimpi ini nyata, entah bagaimana perasaanku punya laki-laki yang seperti ini.) 
    Usai berbelanja, Daniel mengajakku pergi ke restoran untuk melepas lelah. Dia menawarkan apa pesananku. Aku hanya mengikuti saja apa yang dia pesan. Setelah waitters pergi, dia menopang dagu dengan kedua punggung tangannya. Menatapku dengan wajah yang lembut. Aku sendiri hanya diam mematung, tidak berani membalas tatapannya. Kemudian dia meraih tanganku dan.....























    Dalam keadaan setengah sadar seseorang memanggil namaku. Aku mulai mengerjap-ngerjapkan mataku. Ahh... apa tadi itu? Apa itu mimpi? Aku masih setengah linglung saat bangun dari tidurku. Seolah-olah apa yang kualami itu benar-benar nyata. Seolah-olah aku berada disana bersama seseorang yang tidak pernah aku kenal dalam hidupku, bahkan seumur hidupku. Mimpi yang begitu singkat, tapi indah. Bahkan laki-laki itu. Ya,nama  laki-laki yang masih kuingat  sampai saat aku menulis posting di blog ini. Nama laki-laki itu Daniel. Wajahnya agak sedikit oriental dan campuran  asing. Wajahnya sungguh manis, apalagi jika tersenyum. Bibirnya merah ranum. Sampai saat aku menulis blog ini, aku masih bertanya-tanya, apakah maksud dari mimpiku itu. Jika mimpi itu pertanda baik, aku benar-benar bersyukur. Tapi, jika buruk dan itu adalah akal-akalan setan, sungguh setan bisa mengelabui manusia dengan berbagai cara. Bahkan lewat mimpi sekalipun. Mimpi itu hanya berakhir sampai disitu saja. Sekeras apapun aku untuk mencoba kembali tidur dan ingin mengetahui apa kelanjutan dari mimpi itu, tetap saja aku tidak bisa meneruskannya.

    Leave a Reply