Cinta itu rumit.
Rumit karna ia memiliki beribu-ribu definisi yang nggak akan pernah ada
habisnya untuk dibicarakan. Ibarat seperti cabang-cabang pohon-pohon yang tiap
cabangnya terdapat ranting-ranting kecil. Jika kau menanyakan padaku apa
sebenranya definisi cinta menurutku? Aku pasti akan berpikir lama sekali untuk
menjawabnya. Yah... meski ada yang akan mengatakan kalau cinta itu indah,
membuat hati bahagia, kau akan berubah seperti orang gila, dan lain-lain.
Tetapi, kata
cinta tidak juga tidak luput dari kata “tapi”. “Tapi” yang merupakan kekurangan
yang dimiliki oleh cinta itu sendiri. Ia seakan tidak sempurna seperti hidup
manusia. Tak sempurna yang berarti cacat jika tak bisa untukbenar-benar
mengetahui arti sebenarnya. Keburukan-keburukan definisi cinta seperti cinta
itu menyakitkan, cinta itu bisa bikin bunuh diri, bisa bikin nangis
berhari-hari sampai tak peduli pada dirinya sendiri, atau bisa juga cinta itu
ibarat benalu yang menempel pada inang. Yang amat mencintai inang tapi ia tak
peduli pada keberadaan inang jika inang itu tak lagi berguna untuknya.
Banyak diluar
sana yang dengan gampangnya mengungkapkan kata cinta. Kadang ada pula yang
mengagung-agungkannya. Hello... cinta itu tidak segampang itu. Huf... aku
sendiri bingung untuk mendefinisikannya.
“aku cinta kamu
karena...,”
a.
Kamu
cantik.
b.
Kamu
ganteng.
c.
Kamu
kaya.
d.
Kamu
melebihi segala-galanya.
Poin yang paling
buruk dari jawaban di atas adalah poin pada jawaban D. hello... memang Allah
yang menciptakanmu mau dikemanain kalau kamu (ceweknya atau cowoknya)
menganggap orang yang kamu cintai itu segala-galanya. Emang dia yang ngasih
rejeki? Emang dia yang ngasih kehidupan ke kamu? Huh... bukan toh. Kalau ada
yang sampai ngejawab poin D, terlalu deh. Ckckck...
Well, ada juga
yang pernah berkata seperti ini “aku mencintaimu
karena Allah. Aku mengharapkan ridho Allah darimu. Aku mengharapkan cinta Allah
dimana kamu sebagai perantaranya.” (aku pernah dengar dan baca kalimat seperti ini, tapi lupa darimana
sumbernya. Maaf ya! Kalau ada yang dilebih-lebihkan) aku juga pengen ngucapin
kalimat ini pada orang yang nanti menjadi pendampingku. Tapi oh tapi (nggak
pernah luput dari kata “tapi”) agak susah untuk mengatakannya. Apalagi
mengucapkannya ada sangkut pautnya sama Allah. Ini pasti berat. Tau sendiri
kalau malaikat pencatat amal baik buruk nggak pernah absen dengan apa yang kita
perbuat. Kalau sampai ngucapin kalimat itu tadi, entah apa yang akan terjadi.
Yang pasti bakal dicatat.
Yang bisa aku
lakukan saat ini adalah aku mencintai diriku, saudaraku, ortuku, sohibku. Cinta
dari hal-hal terkecil yang berada disekitar yang pada akhirnya berkembang luas
mencapai beberapa lingkup. Sudah kubilang, ‘kan. Kalau definisi cinta itu luas
dan ribet. Lebih ribet dari ilmu IPA. Eh, bener nggak sih?